Memaparkan catatan dengan label tazkirah ramadhan. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label tazkirah ramadhan. Papar semua catatan

10 Ogos 2010

Panduan Singkat Berpuasa Ramadhan

Berikut ini adalah petunjuk singkat mengenai puasa yang meliputi : Segi hukumnya, golongan manusia dalam soal puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan beberapa keutamaannya.

  • Puasa adalah ibadah yang dilaksanakan dengan jalan meninggalkan segala yang menyebabkan batalnya puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
  • Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang agung, sebagaimana sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam,"Islam itu didirikan di atas lima perkara; Bersaksi tiada sesembahan yang hak melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah." (Muttafaq 'alaih)

Golongan Manusia dalam Berpuasa.

  1. Puasa diwajibkan kepada setiap muslim, baligh, mampu dan bukan dalam keadaan musafir (bepergian).
  2. Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa dan jika ia masuk Islam tidak diwajibkan mengqadha’ (mengganti) puasa yang ditinggalkannya selama ia belum masuk Islam.
  3. Anak kecil di bawah usia baligh tidak diwajibkan berpuasa, tetapi dianjurkan untuk dibiasakan berpuasa.
  4. Orang gila tidak wajib berpuasa dan tidak dituntut untuk mengganti puasa dengan memberi makan, walau pun sudah baligh. Begitu pula orang yang kurang akalnya dan orang pikun.
  5. Orang yang sudah tidak mampu untuk berpuasa disebabkan penyakit, usia lanjut, sebagai pengganti puasa ia harus memberi makan setiap hari satu orang miskin (membayar fidyah).
  6. Bagi seseorang yang sakit dan penyakitnya masih ada kemungkinan untuk dapat disembuhkan, jika ia merasa berat untuk menjalankan puasa, maka dibolehkan baginya tidak berpuasa, tetapi harus mengqadha'nya setelah sembuh.
  7. Wanita yang sedang hamil atau sedang menyusui jika dengan puasa ia merasa khawatir terhadap kesehatan dirinya dan anaknya, maka dibolehkan tidak berpuasa dan kemudian mengqadha'nya di hari yang lain.
  8. Wanita yang sedang dalam keadaan haidh atau dalam keadaan nifas, tidak boleh berpuasa dan harus mengqadha'nya pada hari yang lain.
  9. Orang yang terpaksa berbuka puasa karena hendak menyelamatkan orang yang hampir tenggelam atau terbakar, maka ia mengqadha' puasa yang ditinggalkan itu pada hari yang lain.
  10. Bagi musafir boleh memilih antara berpuasa dan tidak berpuasa. Jika memilih tidak berpuasa, maka ia harus mengqadha'nya di hari yang lain. Hal ini berlaku bagi musafir sementara, seperti keluar untuk melaksanakan umrah, atau musafir tetap, seperti pemandu trak & bas (luar daerah), maka bagi mereka boleh tidak berpuasa selama mereka tinggal di daerah (negeri) orang lain dan harus mengqadha'nya.

Beberapa Rukhsah yang Tidak Membatalkan Puasa.
  • Jika seseorang melakukan sesuatu perbuatan yang membatalkan puasa disebabkan lupa atau tidak mengerti atau pun tidak sengaja, maka puasanya tidak batal. Berdasarkan ayat,
  1. "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah." (QS. al-Baqarah : 286)
  2. "Dan tiada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) adalah yang disengaja di hatimu." (QS. al-Ahzab : 5)
  • Jika orang yang sedang berpuasa makan dan mimun karena ia yakin bahwa matahari telah terbenam, maka puasanya tidak batal; dan tidak batal pula puasa orang yang makan dan minum karena yakin bahwa fajar belum terbit (padahal yang sebenarnya waktu sahur telah habis).
  • Jika orang yang sedang berpuasa berkumur, lalu masuk sebahagian air ke dalam tenggorokannya tanpa sengaja, maka puasanya tidak batal. Dan tidak batal puasa seseorang yang ketika tidur bermimpi (hingga keluar mani), karena tidak ada nash yang menyatakan hal tersebut batal.

Hal-hal yang membatalkan puasa ada lapan :

  1. Melakukan jima' (hubungan intim suami istri) pada siang hari Ramadhan bagi yang sedang berpuasa, maka wajib mengqadha' puasanya dan membayar kafarah mughallazhah (denda berat) yaitu dengan memerdekakan seorang hamba sahaya. Jika tidak mendapatkan hamba sahaya maka wajib baginya berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Dan jika tidak mampu, maka ia berkewajiban memberi makan enam puluh orang miskin.
  2. Mengeluarkan air mani dengan cara onani atau masturbasi, mencium, memeluk, merangkul dan lain-lainnya.
  3. Makan minum atau menghisap sesuatu, baik yang bermanfaat atau yang berbahaya seperti rokok.
  4. Menyuntikkan obat yang dapat mengenyangkan dan dapat menahan rasa lapar, karena melakukan itu berarti sama dengan minum. Sedang menyuntikkan obat yang tidak mengenyangkan, maka hal tesebut tidak membatalkan puasa, walaupun disuntikkan pada otot atau urat nadi, baik terasa di kerongkongan atau tidak.
  5. Keluar darah haidh dan nifas
  6. Mengeluarkan darah dengan jalan hijamah (membekam) atau yang serupa. Sedang keluar darah dengan sendirinya atau karena mencabut gigi dan yang semisalnya, tidak membatalkan puasa, karena hal tersebut tidak termasuk dalam pengertian hijamah.
  7. Muntah disengaja, tetapi jika muntah tanpa disengaja atau dibuat-buat, maka tidak batal puasanya.
  8. Transfusi darah sebagai pengganti darah yang keluar, seperti seseorang yang sedang berpuasa terluka (kecelakaan dan sejenisnya) yang mengakibatkan keluarnya darah.

Beberapa Petunjuk Berkenaan dengan Masalah Puasa

  • Seorang yang dalam keadaan junub tetap harus berniat puasa, meskipun ia mandi janabah setelah terbit fajar (Subuh).
  • Wanita yang suci dari haidh sebelum fajar tiba (bulan Ramadhan), maka wajib berpuasa walaupun ia mandi besar setelah terbit fajar.
  • Seseorang yang sedang berpuasa dibolehkan mencabut gigi, mengobati luka atau menggunakan obat tetes mata/telinga.
  • Diperbolehkan bagi yang sedang berpuasa untuk bersiwak, baik diwaktu pagi maupun siang hari, bahkan itu termasuk sunnah Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam.
  • Untuk mengurangi rasa panas dan dahaga dibolehkan menggunakan AC atau air dingin untuk membasahi kepala.
  • Bagi penderita sesak nafas meskipun sedang berpuasa diperbolehkan menyembur mulut dengan sesuatu (berupa udara/gas) yang dapat melonggarkan pernafasan.
  • Orang yang sedang berpuasa diperbolehkan membasahi bibir dengan air bila terasa kering dan juga diperbolehkan berkumur-kumur namun dengan syarat tidak tertelan.
  • Disunnahkan mengakhirkan sahur, hingga menjelang Fajar dan segera berbuka setelah matahari terbenam (Maghrib).Diutamakan berbuka dengan kurma rutab (kurma yang masak), jika tidak ada rutab dengan kurma yang lain, dan jika tidak ada kurma boleh berbuka denga apa saja yang halal atau berbuka dengan minum air apabila tidak menjumpai makanan.
  • Orang yang sedang berpuasa sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, seperti solat sunnah, membaca al- Qur'an, berzikir dan bersedekah.
  • Bagi yang sedang berpuasa tetap diharuskan menjaga dan mengamalkan kewajiban-kewajiban yang lain serta menjauhi perbuatan-perbuatan haram. Hendaknya ia menjaga solat dengan menjalankannya tepat pada waktunya dan berjama’ah di masjid bagi kaum lelaki.
  • Hendaknya selalu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela yang dapat menghapus pahala puasa seperti : Berdusta, berbuat curang, menipu, riba, berbicara yang haram dan sebagainya.

Keutamaan Puasa Ramadhan

  • Dengan puasa Ramadhan Allah mengampuni dosa orang yang berpuasa dan memaafkan semua kesalahannya, Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
  1. "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu". (HR. al-Bukhari dan Muslim).
  • Puasa Ramadhan tidak terhingga pahalanya, karena orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala tanpa batas. Setiap muslim amalannya akan diberi ganjaran sebesar 10 hingga 700 kali ganda, kecuali puasa. Firman Allah di dalam hadis qudsi,
  1. “...Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan mengganjarnya, ia menahan nafsu dan makan karena-Ku.” (HR. Muslim) *
  • Puasa dapat membuka pintu syafa’at nanti pada hari Kiamat. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesunggunya puasa dan bacaan al-Qur’an memberi syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat. Puasa berkata, ”Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Berkata pula al-Qur’an, ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Nabi bersabda, ”Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat.” (HR. Ahmad).

Segala puji hanya bagi Allah, selawat dan salam semoga sentiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam, beserta para keluarga dan sahabatnya. Amin.

Something To Think About For This Coming Ramadhan

Thank you to the original writer...

Ramadhan Fallacy

1. I have been to many countries and observed that the custom of iftar (berbuka puasa) at hotel or restaurant only prevails in Malaysia. I do not know how and when this phenomenon started.

2. When I was attached to sales / marketing section some time ago, I had to make sure that all the company customers were invited to at least one session of iftar at hotel. If I was late to invite them or missed any one of them, they unashamedly asked me when their turn would be.

3. The cost per person is never less than RM60 while the food were just normal food that may cost in total RM10 if bought from the Ramadhan food stall. Think of mee goreng, karipap and air bandung. In fact, most of the times, the guests would not eat much.

4. The hotels are making huge profit during Ramadhan. The fasting Muslims contribute to this huge profit when rightfully they should be channeling the money to the more needy ones especially during Ramadhan. Spending RM60 per person for iftar goes against the very spirit of Ramadhan.

5. When Ramadhan should be the time for us to learn to be thrifty and to share with the less fortunate both emotionally and physically, we do the exact opposite. We even take for granted the halalness of the food that we take for iftar. Even worse, we invite others to join in the syubahat.

6. Most of the time, when we take iftar at hotel or restaurant, we miss to pray Maghrib on time. We will be too consumed with the food and the guests or spending long time queuing for the food. By the time we decide to pray, the small prayer room arranged by the hotel or the restaurant will be pack with the guests. By the time our turn to pray, it is almost Isha'.

7. Most of the time too, we will miss the Terawih prayer as the chatting and socializing will continue until the last meal is served. Some of us do plan to perform solat Terawih later at home during this particular night, but by the time we reach home, we are just too tired and directly go to sleep.

8. Nothing good is realized by having iftar at hotel or restaurant. This phenomenon defeats the very essence of Ramadhan in every single aspect. The better way to have iftar is either at home with the family members or friends or at functions that are laced with Islamic itineraries, or better still, at mosques.

Allahualam.

27 Ogos 2009

Ketam

  1. Bukan aku nak cerita pasal lauk berbuka, tapi aku cuma nak berkongsi mengenai apa yang aku nampak tiap-tiap kali bulan Ramadhan.
  2. Tak dinafikan memang baik untuk ibu bapa membawa anak-anak ke masjid dan surau untuk solat terawih.
  3. Namun kerapkali aku lihat anak-anak dibiarkan bermain tanpa pengawasan ibu bapa sehingga mengganggu jemaah lain untuk beribadah.
  4. Aku tak salahkan anak-anak tersebut, cuma aku terkilan dengan sikap ibu bapa yang demikian.
  5. Setelah aku ingat kembali, aku memang tak pernah bermain-main di surau semasa solat terawih semasa aku kecil dahulu.
  6. Bukan aku mengatakan aku budak yang baik, cuma aku tak pernah ke surau untuk terawih semasa aku sekolah rendah.
  7. Aku cuma berterawih setelah aku belajar cara-cara solat terawih semasa aku di sekolah menengah.
  8. Pokok pangkalnya, kalau anak itu belum mumaiyyiz, harapnya ibu atau bapa ada bersama dengan anak supaya dapat memimpin anak tersebut.

28 September 2008

15 Alasan Rindukan Ramadhan

Segala puji-pujian kehadrat Allah subhanahu wata'ala. Kepada-Nya kita menyembah. Salam serta selawat ke atas junjungan besar kita Nabi Muhammad, Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam, ahli keluarga baginda serta para sahabat baginda yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini.

Hari ini kita sedang melalui hari ke 27 dalam bulan Ramadan. Dalam dua-tiga hari lagi, kita akan meninggalkan. Tanpa kita sedari, Ramadan sudah hampir meninggalkan kita semua. Adakah kita telah memanafaatkan setiap detik yang ada di sepanjang 27 hari Ramadan? Fajar 1 syawal pula bakal menjelang dalam waktu yang amat dekat.

Kita tentu sibuk mengejar masa merebut peluang untuk beribadah dalam masa yang masih tersisa. Bagaimana perasaan kita? Sedih kita kerana bulan yang penuh berkat dan rahmat akan pergi, pernahkah kita terfikir, mungkinkah ini Ramadan yang terakhir untuk kita? Entah kita akan dapat bertemu dengannya lagi, tidak kita ketahui. Gembira kita kerana, insya Allah kita akan dapat melaksanakan perintah Allah menyempurnakan Rukun Islam yang ke tiga. Bagi yang benar-benar menghayati bulan yang mulia ini, pasti akan terasa bulan istimewa ini semakin hampir ke penghujungnya. Seperti seorang kekasih, selalu diharap kedatangannya. Rasanya tidak ingin berpisah walaupun hanya cuma sedetik. Begitulah Ramadan seperti digambarkan sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, "Andaikan tiap hamba mengetahui apa yang ada dalam Ramadan, maka ia bakal berharap satu tahun itu puasa terus."




Sesungguhnya, apa adanya di dalam Ramadan itu, ikutilah berikut ini:

1. Gelaran taqwa

Taqwa adalah gelaran tertinggi yang dapat diraih manusia sebagai hamba Allah. Tidak ada gelaran yang lebih mulia dan tinggi dari itu. Maka setiap hamba yang telah mampu meraih gelaran taqwa, ia dijamin hidupnya di syurga dan diberi kemudahan-kemudahan di dunia. Dan puasa adalah infrastructure untuk mendapatkan gelaran taqwa itu.

"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." QS al-Baqarah: 183

Kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah kepada hambanya yang taqwa, antara lain:

a. Jalan keluar dari semua masalah

Kemampuan manusia amat terbatas, sementara persoalan yang dihadapi begitu banyak. Mulai dari masalah dirinya, anak, isteri, saudara, orang tua, pejabat dan sebagainya. Tapi bila orang itu taqwa, Allah akan menunjukkan jalan bagi persoalan itu. Bagi Allah tidak ada yang sulit, kerana Dialah pemilik kehidupan ini.

"...Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." QS. Ath Thalaaq: 2

"...Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, nescaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." QS. Ath Thalaaq: 4

b. Dicukupkan keperluannya

"Dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya...." QS. Ath Thalaaq: 3

c. Ketenangan jiwa, tidak khuatir dan bersedih hati

Bagaimana boleh bersedih hati, bila di dalam dadanya tersimpan Allah. Ia telah menggantungkan segala hidupnya kepada Pemilik kehidupan itu sendiri. Maka orang yang selalu mengingat-ingat Allah, ia bakal memperoleh ketenangan.

"Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." QS. al-A'raaf: 35

2. Bulan pengampunan

Tidak ada manusia yang tiada berdosa, sebaik manapun dia. Sebaik-baik manusia bukanlah yang tanpa dosa, sebab itu tidak mungkin terjadi. Manusia yang baik adalah yang paling sedikit dosanya, lalu bertaubat dan berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi.

Kerana dosa manusia itu, maka Allah telah menyediakan alat penghapus yang canggih. Itulah puasa pada bulan Ramadan. Beberapa hadith menyatakan demikian, salah satunya diriwayatkan Bukhari Muslim dan Abu Daud, "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan kerana keimanannya dan kerana mengharap redha Allah, maka dosa-dosa sebelumnya diampuni."

3. Pahalanya dilipatgandakan

Tidak hanya pengampunan dosa, Allah juga telah menyediakan bonus pahala berlipat-lipat kepada sesiapapun yang berbuat baik pada bulan mulia ini. Rasulullah bersabda, "Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipat gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya." (Hadis riwayat Bukhari & Muslim)

Bahkan amalan-amalan sunnah yang dikerjakan pada Ramadan pahalanya dianggap sama dengan mengerjakan amalan wajib. (Hadis riwayat Bahaiqi dan Ibnu Khuzaimah)

Maka perbanyakkanlah amal dan ibadah.

4. Pintu syurga dibuka dan neraka ditutup

"Kalau tiba bulan Ramadan terbuka pintu syurga, tertutup pintu neraka, dan syaitan-syaitan terbelenggu." (Hadis riwayat Muslim)

Kenapa pintu syurga terbuka? Kerana sedikit sahaja amal perbuatan yang dilakukan, boleh membawa seseorang itu ke syurga. Boleh diibaratkan, bulan puasa itu bulan "Sale". Orang yang tidak membeli akan merasa rugi. Amal sedikit saja dilipatgandakan ganjarannya sedemikian banyak. Ganjaran itu untuk mendorong orang melakukan amal-amal kebaikan di bulan Ramadan. Dengan demikian secara automatik pintu neraka tertutup dan tidak ada lagi kesempatan untuk syaitan menggoda manusia.

5. Ibadah istimewa

Keistimewaan puasa ini dikatakan Allah melalui hadis qudsinya, "Setiap amalan anak Adam itu untuk dirinya, kecuali puasa. Itu milik-Ku dan Aku yang membalasnya kerana ia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya kerana Aku." (Hadis riwayat Bukhari & Muslim)

Menurut Quraish Shihab, ahli tafsir dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, puasa dikatakan untuk Allah dalam erti untuk menauladani sifat-sifat Allah. Itulah substance puasa.

Misalnya, dalam bidang jasmani, Allah tidak makan, tapi memberi makan. Itu ditauladani, maka ketika berpuasa kita tidak makan, tapi kita memberi makan. Kita dianjurkan untuk mengajak orang berbuka puasa. Ini tahap dasar menauladani Allah.

Masih ada tahap lain yang lebih tinggi dari sekadar itu. Maha Pemurah adalah salah satu sifat Tuhan yang seharusnya juga kita tauladani. Maka dalam berpuasa, kita dianjurkan banyak bersedekah dan berbuat kebaikan. Tuhan Maha Mengetahui. Maka dalam berpuasa, kita harus banyak belajar. Belajar boleh melalui membaca Al-Qur'an, membaca kitab-kitab yang bermanfaat, meningkatkan pengetahuan ilmiah.

Allah SWT setiap saat sibuk mengurus makhluk-Nya. Dia bukan hanya mengurus manusia. Dia juga mengurus binatang. Dia mengurus semut. Dia mengurus rumput-rumput yang bergoyang. Manusia yang berpuasa menauladani Tuhan dalam sifat-sifat ini, sehingga dia harus selalu dalam kesibukan.

Perlu ditekankan menauladani Tuhan itu sesuai dengan kemampuan kita sebagai manusia. Kita tidak mampu untuk tidak tidur sepanjang malam, tidurlah secukupnya. Kita tidak mampu untuk terus-menerus tidak makan dan tidak minum. Kalau begitu, tidak makan dan tidak minum cukup sejak terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari saja.

6. Dicintai Allah

Nah, seseorang yang meneladani Allah sehingga dia dekat kepada- Nya. Bila sudah dekat, minta apa saja akan mudah dikabulkan. Bila Allah telah mencintai hambanya, dilukiskan dalam satu hadis Qudsi, "Kalau Aku telah mencintai seseorang, Aku menjadi pendengaran untuk telinganya, menjadi penglihatan untuk matanya, menjadi pegangan untuk tangannya, menjadi langkah untuk kakinya." (Hadis riwayat Bukhari)

7. Doa dikabulkan

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku, katakanlah bahawa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang berdoa apabila dia berdoa, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku." QS. al-Baqarah: 186

Memperhatikan penyusunan kalimah ayat di atas, bererti ada orang berdoa tapi sebenarnya tidak berdoa. Iaitu doanya orang-orang yang tidak memenuhi syarat. Apa syaratnya? "maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku."

Benar, berdoa pada Ramadan mendapat tempat khusus, seperti dikatakan Rasulullah SAW, "Tiga doa yang tidak ditolak; orang berpuasa hingga berbuka puasa, pemimpin yang adil dan doanya orang teraniaya. Allah mengangkat doanya ke awan dan membukakan pintu- pintu langit. 'Demi kebesaranKu, engkau pasti Aku tolong meski tidak sekarang." (Hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi)

Namun harus diingat bahawa segala makanan yang kita makan, kesucian pakaian, kesucian tempat, itu mempunyai hubungan yang erat dengan pengabulan doa. Nabi pernah bersabda, ada seorang yang sudah lusuh pakaiannya, kusut rambutnya berdoa kepada Tuhan. Sebenarnya keadaannya yang lusuh itu dapat membawa doanya dia diterima. Tapi kalau makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya yang dipakainya diambil dari barang yang haram, bagaimana dapat dikabulkan doanya?

Jadi doa itu berkait erat dengan kesucian jiwa, pakaian dan makanan. Di bulan Ramadan jiwa kita diasah hingga bersih. Semakin bersih jiwa kita, semakin tulus kita, semakin bersih tempat, pakaian dan makanan, semakin besar kemungkinan untuk dikabulkan doa.

8. Turunnya Lailatul Qadar

Pada bulan Ramadan Allah menurunkan satu malam yang sangat mulia. Tersangat mulianya Allah menggambarkan malam itu nilainya lebih dari seribu bulan. QS. al-Qadr

Dikatakan mulia, pertama lantaran malam itulah awal Al-Qur'an diturunkan. Kedua, begitu banyak anugerah Allah diturunkan pada malam itu.

Beberapa hadis sahih meriwayatkan malam laulatul qadar itu jatuh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Seperti dirawikan Imam Ahmad, "Lailatul qadar adalah di akhir bulan Ramadan tepatnya di sepuluh terakhir, malam kedua puluh satu atau dua puluh tiga atau dua puluh lima atau dua puluh tujuh atau dua puluh sembilan atau akhir malam Ramadan. Barangsiapa mengerjakan qiyamullail (solat malam) pada malam tersebut kerana mengharap redha-Ku, maka diampuni dosanya yang lampau atau yang akan datang."

Mengapa di akhir Ramadan, bukan pada awal Ramadan Oleh kerana dua puluh malam sebelumnya kita mengasah dan mengasuh jiwa kita. Itu adalah suatu persiapan untuk menyambut lailatul qadar.

Ada dua tanda lailatul qadar. Al Qur'an menyatakan, "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan/kedamaian sampai terbit fajar. QS al-Qadr: 4-5

Malaikat bersifat ghaib, kecuali bila berubah bentuk menjadi manusia. Tapi kehadiran malaikat dapat dirasakan. Syekh Muhammad Abduh menggambarkan, "Kalau anda menemukan sesuatu yang sangat berharga, di dalam hati anda akan tercetus suatu bisikan, 'Ambil barang itu!' Ada bisikan lain berkata, 'Jangan ambil, itu bukan milikmu!'

Bisikan pertama adalah bisikan syaitan. Bisikan kedua adalah bisikan malaikat." Dengan demikian, bisikan malaikat selalu mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal positif. Jadi kalau ada seseorang yang dari hari demi hari sisi kebajikan dan positifnya terus bertambah, maka yakinlah bahawa ia telah bertemu dengan lailatul qadar.

9. Meningkatkan kesihatan

Sudah banyak terbukti bahawa puasa dapat meningkatkan kesihatan. Misalnya, dengan puasa maka organ-organ pencernaan dapat beristirahat. Pada hari biasa alat-alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras. Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh memerlukan proses pencernaan lebih kurang lapan jam. Empat jam diproses di dalam perut dan empat jam di usus kecil (ileum).

Jika malam sahur dilakukan pada pukul 4.00 pagi, bererti pukul 12 tengahari alat pencernaan selesai bekerja. Dari pukul 12 tengahari sampai waktu berbuka, lebih kurang selama enam jam, alat pencernaan mengalami istirehat total.

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli kesihatan, ternyata dengan berpuasa sel darah putih meningkat dengan pesat sekali. Penambahan jumlah sel darah putih secara automatik akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Menghambat perkembangan atau pertumbuhan bakteria, virus dan sel cancer. Dalam tubuh manusia terdapat parasit-parasit yang menumpang makan dan minum. Dengan menghentikan kemasukan makanan, maka kuman-kuman penyakit seperti bakteria-bakteria dan sel-sel cancer tidak akan dapat bertahan hidup. Mereka akan keluar melalui cairan tubuh bersama sel-sel yang telah mati dan toksin.

Manfaat puasa yang lain adalah membersihkan tubuh dari racun kotoran dan hampas, mempercepat regenasi kulit, menciptakan keseimbangan elektrolit di dalam perut, memperbaiki fungsi hormon, meningkatkan fungsi organ reproduksi, meremajakan atau mempercepat regenerasi sel-sel tubuh, meningkatkan fungsi fisiologis organ tubuh, dan meningkatkan fungsi susunan saraf.

10. Penuh harapan

Ketika berpuasa, ada sesuatu yang diharap-harapkan. Harapan itu kian besar menjelang petang. Sehari penuh menahan lapar dan dahaga, lalu datang waktu berbuka, wah... rasanya lega sekali. Alhamdulillah. Itulah harapan yang terkabul. Apalagi harapan bertemu Tuhan, masya' Allah, menjadikan hidup lebih bermakna.

"Setiap orang berpuasa selalu mendapat dua kegembiraan, iaitu tatkala berbuka puasa dan saat bertemu dengan Tuhannya." (Hadis riwayat Bukhari)

11. Masuk syurga melalui pintu khusus, Rayyaan

"Sesungguhnya di syurga itu ada sebuah pintu yang disebut rayyan yang akan dilalui oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, tidak diperbolehkan seseorang melaluinya selain mereka. Ketika mereka dipanggil, mereka akan segera bangkit dan masuk semuanya kemudian ditutup." (Hadis riwayat Bukhari)

12. Minum air telaganya Rasulullah SAW

"Barangsiapa pada bulan Ramadan memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, maka itu menjadi keampunan bagi dosa-dosanya, dan mendapat pahala yang sama tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang lain.

Mereka (para sahabat) berkata, 'Wahai Rasulullah, tidak setiap kami mempunyai makanan untuk diberikan kepada orang yang berbuka puasa.'

Beliau berkata, 'Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi buka puasa meski dengan sebutir kurma, seteguk air, atau seteguk susu... Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya minum seteguk dari telaga di mana ia tidak akan haus hingga masuk syurga." (Hadis riwayat Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)

13. Berkumpul dengan sanak keluarga

Pada 1hb Syawal umat Islam merayakan Hari Raya Aidil Fitri. Inilah hari kemenangan setelah berperang melawan hawa nafsu dan syaitan selama sebulan Ramadhan. Ketika itu orang ramai melakukan silaturrahim dan saling memaafkan satu dengan yang lain. Termasuk kerabat-kerabat jauh yang datang berkunjung. Orang-orang yang bekerja di kota pulang untuk merayakannya di kampung bersama kedua orang tuanya. Maka setiap hari raya selalu terjadi pemandangan khas, iaitu orang berduyun-duyun dan berhimpit-himpit menaiki kenderaan mudik ke kampung halaman.

Silaturrahim dan saling memaafkan itu menurut ajaran Islam boleh dilakukan bila-bila saja. Tidak semestinya pada Hari Raya sahaja. Tetapi itu juga tidak dilarang. Justeru itu momentum yang seeloknya. Mungkin, pada hari biasa kita sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga tidak sempat lagi menjalin hubungan dengan tetangga dan saudara yang lain.

Padahal silaturrahim itu dianjurkan Islam, sebagaimana dinyatakan hadis, "Siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan dan umurnya dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan tali silaturrahim!" (Hadis riwayat Bukhari)

14. Qaulan tsaqiilaa

Pada malam Ramadhan ditekankan disunnahkan untuk melakukan solat malam dan tadarus al-Qur'an. Waktu paling baik menunaikan solat malam sesungguhnya seperdua atau sepertiga malam terakhir. QS Al Muzzammil: 3

Tetapi demi kesemarakan syiar Islam pada Ramadhan ulama membolehkan melakukan terawih pada awal malam setelah solat isya' dengan berjamaah di masjid. Solat ini lebih popular disebut solat tarawih.

Solat malam itu merupakan peneguhan jiwa, setelah siangnya sang jiwa dibersihkan dari nafsu-nafsu kotor lainnya. Ditekankan pula selesai solat malam untuk membaca Kitab Suci al-Qur'an secara tartil (memahami maknanya). Dengan membaca Kitab Suci itu seseorang bakal mendapat wawasan-wawasan yang luas dan mendalam, kerana al-Qur'an memang sumber pengetahuan dan ilham.

Dengan keteguhan jiwa dan wawasan yang luas itulah Allah kemudian mengurniakan qaulan tsaqiilaa (perkataan yang berat). Perkataan- perkataan yang berwibawa. Ucapan-ucapannya selalu berisi kebenaran. Maka orang-orang yang suka melakukan sholat malam wajahnya bakal memancarkan kewibawaan.

15. Hartanya disucikan

Setiap Muslim yang mampu pada setiap Ramadhan diwajibkan mengeluarkan zakat. Ada dua zakat, iaitu fitrah dan maal. Zakat fitrah besarnya 2.5 kilogram per orang berupa bahan-bahan makanan pokok. Sedangkan zakat maal besarnya 2.5 persen dari seluruh kekayaannya bila sudah mencapai batas nisab dan waktunya.

Zakat disamping dimaksudkan untuk menolong fakir miskin, juga guna mensucikan hartanya. Harta yang telah disucikan bakal mendatangkan barkah dan menghindarkan pemiliknya dari seksa api neraka. Harta yang barkah akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan. Sebaliknya, harta yang tidak barkah akan mengundang kekhuatiran dan ketidaksejahteraan.

28 September 2007

9 Adab- adab Ketika Berpuasa

Sesetengah daripada adab-adab yang baik bagi menambahkan kesempurnaan dan pahala puasa ialah:
  1. Jangan banyak berludah.
  2. Jangan membuang masa dengan berbual kosong, main terup, main dam dan sebagainya.
  3. Menghindarkan diri daripada melihat perkara-perkara yang haram.
  4. Menjauhkan diri daripada sebarang pendengaran yang haram.
  5. Jangan mengeluarkan perkataan-perkataan yang mencarut atau kotor.
  6. Menjaga tangan dari melakukan perbuatan haram dan menahan kaki daripada berjalan ke tempat maksiat.
  7. Jangan berlebih-lebihan makan dan minum ketika berbuka puasa.
  8. Jangan boros dalam perbelanjaan makan minum dan sebagainya.
  9. Jangan banyak tidur, terutamanya waktu siang hari.
Dipetik dari www.jais.net.my/ramadhan/main.php